Yan Chrisna Dwi Atmaja
BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Sekretaris Jenderal Dewan Gereja-gereja Dunia (World Council of Churches/WCC), Dr. Olav Fykse Tveit, menyatakan bahwa diakonia adalah ekspresi iman yang "mewujudkan tanda-tanda kekuasaan Allah dan membuatnya tampak nyata dalam semua pengharapan di tengah gejolak, dalam tindakan yang menyembuhkan dan menjaga hubungan antar sesama dalam masyarakat."
Tveit berbagi refleksi ini dalam Diakonia World Assembly ke-21, yang diselenggarakan di Berlin, Jerman, 1-8 Juli, yang diselenggarakan oleh Diakonia World Federation.
Diakonia berasal dari istilah Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan pelayanan, misi dan dukungan. Kata ini menjadi dasar dari kata bahasa Inggris "diakon" dan "diakonia" yang dibahas dalam tema "Diakonia - Penyembuhan dan Keutuhan untuk Dunia" pada acara tersebut.
Tveit mencatat bahwa gereja memiliki tanggung jawab khusus dalam menanggapi penderitaan dunia, yaitu dengan menerapkan kasih sayang. Oleh karena itu diakonia, lanjutnya, dinyatakan dalam panggilan gereja untuk persatuan, upaya menuju rekonsiliasi dengan agama lain, melindungi hak azasi manusia dan advokasi kepedulian terhadap mahluk hidup dan lingkungan.
Dia menekankan bahwa "pelayanan diakonia tidak dan memang tidak bisa dipisahkan dari gereja. Ini adalah bagian dari ekspresi holistik sebagai gereja dan juga dalam dirinya sendiri, sebuah kesaksian penuh tentang kabar baik Kerajaan Allah."
Dalam sambutannya, Tveit juga memperkenalkan tema Sidang Raya WCC mendatang "Allah kehidupan, pimpin kami pada keadilan dan perdamaian." yang akan berlangsung dari 30 Oktober hingga 8 November 2013 di Busan, Korea Selatan.
No comments:
Post a Comment