Satu Untuk Indonesia
Posted: 17 Sep 2011 05:19 AM PDT
Salah satu tim peneliti, Perdamean Sebayang, menjelaskan ide alat ini berawal saat banjir melanda beberapa daerah yang menyebabkan kurangnya pasokan air. Sistem pengolahan air bersih dan air minum LIPI ini dirancang agar mudah dibawa dan dapat dioperasikan tanpa sumber listrik dari PLN. Alat tersebut berukuran sekitar 1 meter x 1,5 meter dengan tinggi 1 meter.
Proses penyaringan air ini bermula dari sistem prefilter. Dalam sistem itu, ada 3 tahap yaitu, cyclone filter, filter media, dansediment cartridge filter. Pada tahap cyclone filter, air kotor yang masuk akan tersaring berbagai kotoran, seperti lumpur, pasir besi, dan logam berat. Selanjutnya di tahap filter media, 3 tabung filter yang berisi silica sand, manganese sand, carbon active, cation exchange eesin akan menghilangkan bau dan keruh pada air. Sedangkan pada tahap cartridge filter, air akan menyaring berbagai kuman seperti protozoa, virus, dan bakteri.
"Setelah melewati 3 tahap ini, lalu masuk tahap ultra filtrationyang menyaring jenis virus dan bakteri yang bentuknya lebih kecil yang belum tersaring. Lalu air masuk ke RO filter, dan air yang keluar adalah air bersih dan siap diminum," paparnya.
Proses konversi air kotor menjadi air bersih ini hanya berlangsung dalam hitungan seperempat menit. Bahkan alat ini telah dirancang secara fisika tanpa menggunakan bahan kimia yaitu dengan menggunakan lapisan-lapisan dari ukuran yang paling kasar hingga paling halus dalam orde nanometer (sepermiliar meter). "Alat ini juga bisa untuk menyaring air laut," tambah Perdamean.
Alat yang menelan biaya Rp100 juta ini, bisa digerakkan dengan suplai listrik sebesar 5.000 watt. Air bersih yang dihasilkan bisa mencapai 1.200 liter per jam dan air minum sebanyak 600 liter per jam. Perawatannya hanya dilakukan dua hari sekali dengan melakukan pencucian endapan dan kotoran yang berada dalam filter.
Perdamean melanjutkan, saat ini LIPI telah memiliki satu unit alat yang siap dipakai. Saat ini pula, tim yang beranggotakan 6 peneliti tengah menciptakan alat sejenis dengan harga yang terjangkau untuk bisa diaplikasikan di masyarakat. (Sumber: LIPI)/National Geographic
No comments:
Post a Comment