JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah partai politik mulai menyiapkan diri menyambut Pemilu Kepala Daerah 2018 dan Pemilu 2019. Singkatnya jeda antara tahapan pilkada dan pemilu menjadi tantangan utama partai. Jika dikelola secara serius, hal itu bisa menjadi momentum untuk memperkuat kelembagaan partai di semua tingkatan.
Pilkada 2018 serentak di 171 daerah akan digelar 27 Juni 2018. Kemudian, pada 4 Juli-7 Juli 2018, partai harus mengajukan daftar calon anggota DPR dan DPRD. Sebulan kemudian, pada 4-10 Agustus 2018, akan berlangsung pendaftaran calon presiden dan wakil presiden. Pemilu 2019 akan digelar 17 April 2019.
Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada Pemilu 2014 ada sekitar 200.000 calon anggota legislatif yang memperebutkan 560 kursi DPR, 2.112 kursi DPRD provinsi, dan 16.895 kursi DPRD kabupaten/kota, serta 132 kursi Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Pada 2019, jumlah kursi yang diperebutkan akan sedikit bertambah.
Selama era Reformasi, belum pernah ada partai yang menang dua kali berturut-turut pada pemilu. Suara setiap partai juga banyak berubah pada setiap pemilu. Partai Demokrat, yang pada Pemilu 2009 mendapat 20,9 persen suara, pada Pemilu 2014 mendapat 10,2 persen suara. Sementara perolehan suara Partai Gerindra melonjak dari 4,5 persen pada Pemilu 2009 jadi 11,8 persen pada Pemilu 2014.
Hasil survei Litbang Kompas, elektabilitas parpol pada tahun 2015-2017 juga berubah-ubah. Dinamika di internal dan eksternal partai menjadi faktor yang memengaruhi elektabilitas itu.
Guna menyolidkan kader dan memanaskan mesin partai, sejumlah partai menggelar pertemuan. Pekan lalu, Partai Nasdem menggelar rapat kerja nasional. Desember nanti PDI-P menggelar rapat koordinasi nasional.
Sekretaris Jenderal Partai Hanura Sarifuddin Sudding, Minggu (19/11), saat dihubungi dari Jakarta mengatakan, partainya telah tuntas menyiapkan struktur kepengurusan hingga ke daerah. Struktur ini menjadi mesin utama Hanura untuk menghadapi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.
Mulai bulan ini, Hanura juga akan berkeliling ke daerah dalam program “Hanura Menyapa Rakyat”. Sudding yakin, program yang diawali dari Sumatera lalu dilanjutkan ke daerah lain itu bisa meningkatkan elektabilitas partai sekaligus bisa dijadikan ajang untuk membuat partai semakin solid.
Wakil Bendahara Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bambang Susanto mengatakan, dalam waktu dekat partainya akan membuka pendaftaran bagi masyarakat yang ingin menjadi calon anggota legislatif dari partai itu. “Anggota legislatif petahana dapat tugas untuk memenangkan kembali daerahnya,” katanya.
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menuturkan, anggota legislatif petahana di berbagai tingkatan yang sudah menduduki jabatan selama dua periode, jika ingin kembali mencalonkan diri, akan dinilai kembali. “Kalau selama ini mereka tidak melakukan apa-apa terhadap partai, tidak memperkuat partai, dan kinerja legislasinya tidak baik, tidak akan kami calonkan lagi,” tuturnya.
PPP juga membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin menjadi calon anggota legislatif. Partai itu menargetkan, komposisi calon yang diusung 60 persen dari internal partai dan 40 persen dari eksternal partai.
Penguatan kelembagaan
Ketua Program Studi Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya, Kris Nugroho menuturkan, salah satu tantangan partai pada saat ini adalah menyiapkan mesin partai agar bekerja efektif dalam Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. Selama ini mesin partai cenderung tidak efektif dan digantikan jaringan pribadi para calon. “Ketika sudah pencalonan, justru mesin pribadi jaringan keluarga dan tim sukses yang bergerak. Kalau mau meningkatkan pelembagaan partai, harus memperkuat kader,” katanya.
Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, lanjut Nugroho, harus dimanfaatkan untuk memperkuat kelembagaan partai. Jika tidak, partai di Indonesia bisa “mati suri”, hanya hidup setahun menjelang pemilu, setelah itu tidak bekerja untuk penguatan organisasi.
Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia Aditya Perdana sudah melihat kecenderungan beberapa partai untuk menjadikan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 sebagai satu rangkaian kesinambungan. Strategi itu, misalnya, dengan membuat struktur tim sukses di daerah yang menggelar pilkada relatif sama dengan tim pemenangan bakal calon anggota legislatif.
Menurut Aditya, sudah semestinya bakal calon legislator pada Pemilu 2019 menjadi tim sukses pada Pilkada 2018 di daerah pemilihannya. (GAL/APA/BAY)
https://kompas.id/baca/polhuk/politik/2017/11/20/mesin-partai-mulai-bergerak/
No comments:
Post a Comment