Diriwayatkan Ibnu Ishak, suatu hari orang-orang ARAB QURAISH mendatangi Nabi Muhammad & berkata, "Wahai Muhammad, bagaimana bila kita bekerja-sama dalam ibadah? Kami akan menyembah yang kau sembah, tapi kau juga menyembah yang kami sembah."
Turunlah firman Allah, لَكُم دينُكُم وَلِيَ دينِ , "Untukmu Agamamu dan Untukku Agamaku" (Al-Quran, surat Al-Kafirun, ayat 6).
Ini adalah ASBABUN NUZUL (sebab turun ayat) Al-Kafirun, ditujukan kepada Arab Quraish yang mengajak MENYATUKAN AGAMA.
Lalu, apakah mengucapkan “Selamat Natal" artinya kita MENYATUKAN AGAMA Islam & Kristiani? Ucapan selamat tak lebih dari ADAB SANTUN tidak ada bedanya dengan ucapan “Selamat Ulang Tahun", atau “Selamat Menempuh Hidup Baru" bagi pasangan baru menikah, atau saat mendengar istri kawan baru hamil.
Masalahnya dimana? TIDAK ADA urusannya dengan “Akidah”, hanya adab BERBAGI BAHAGIA tidak kurang tidak lebih, karena kita manusia bukan binatang. Menggunakan Al-Kafirun yang ditujukan kepada ARAB Quraish karena mengajak MENYATUKAN agama untuk mengharamkan “Selamat Natal" jelas jelas "Jaka Sembung Bawa Golok!"
Agama YUDAISME turun kepada Musa
sebelum Islam turun kepada Muhammad!
Agama KRISTIANI turun kepada Isa (Yesus) sebelum Islam turun kepada Muhammad!
“CADAR” ADALAH TRADISI YUDAISME
“SUNAT” ADALAH TRADISI YUDAISME
“HIJAB” ADALAH TRADISI KRISTIANI
Cadar, Sunat, Hijab adalah tradisi agama YUDAISME & KRISTIANI yang sudah dilakukan oleh bangsa Yahudi (bani Israil) & umat Nasrani JAUH SEBELUM Islam turun kepada Nabi Muhammad SAW untuk menyempurnakan agama-agama sebelumnya.
ARTINYA: bila memaksakan dalil “barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia akan menjadi kaum tersebut" untuk mengharamkan ucapan Selamat Natal...
MAKA BERCADAR JADI YAHUDI
MAKA DISUNAT JADI YAHUDI
MAKA BERHIJAB JADI KRISTEN
Berdasarkan KAJIAN inilah Ulama-Ulama Besar Indonesia yang bergelar PROFESOR DOKTOR yang pasti pintar & menguasai ilmu Islam yang luhur menetapkan umat Muslim BOLEH mengucapkan "Selamat Natal"...
Ketum PBNU: Selamat Hari Natal bagi Umat Kristiani
http://nasional.kompas.com/read/2014/12/24/11021081/Ketum.PBNU.Selamat.Hari.Natal.bagi.Umat.Kristiani
Kompas.com - 24/12/2014, 11:02 WIB
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj.
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan, tak ada larangan bagi masyarakat yang ingin memberikan ucapan selamat hari Natal bagi umat Kristiani. Said pun turut mengucapkan selamat hari Natal kepada umat Kristiani. Hal itu disampaikan Said, di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (24/12/2014).
"Saya, Said Aqil Siradj, mengucapkan selamat hari Natal kepada saudara kita umat Kristiani. Mudah-mudahan kita mendapatkan berkah Tuhan. Bangsa Indonesia semakin jaya dan sejahtera," kata Said Aqil.
Ia mengatakan, tak ada yang salah ketika umat Muslim mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani yang merayakannya. Said juga berharap perayaan Natal tahun ini memberikan berkah bagi bangsa Indonesia agar terus tenteram, tanpa konflik, dan masyarakat semakin sejahtera.
Masyarakat, kata Said, juga diharapkan bisa saling mendukung dan menjaga situasi kondusif pada perayaan Natal, Kamis (25/12/2014) besok. Menurut dia, keterbukaan masyarakat dalam mengelola perbedaan dapat mencerminkan Indonesia sebagai bangsa yang beradab.
"Kita harap agar masyarakat menghormati hari Natal. Kita tunjukkan Indonesia bangsa modern, beradab, tidak seperti di Timur Tengah yang jauh dari beradab," kata Said Aqil.
MUI Persilakan Jika Umat Islam Ingin Sampaikan Ucapan Selamat Natal
http://m.tribunnews.com/amp/nasional/2017/12/22/mui-persilakan-jika-umat-islam-ingin-sampaikan-ucapan-selamat-natal?__twitter_impression=trueJumat, 22 Desember 2017 20:48 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Majelis Ulama Indonesia (MUI) belum mengeluarkan fatwa terkait muslim yang mengucapkan selamat hari raya Natal kepada umat Nasrani.
Ketua Umum MUI, Ma'ruf Amin, mengatakan bahwa sampai saat ini, tidak ada larangan bagi seorang muslim melakukan hal tersebut.
"Saya kira silahkan saja, yang tidak boleh itu menggunakan atribut Natal," ujarnya kepada wartawan di kantor MUI, Jakarta Pusat, Jumat(22/12/2017).
Ia mengingatkan MUI melalui fatwa nomor 56 tahun 2016, sudah melarang agar perusahaan tidak memaksakan karyawannya yang bukan beragama Nasrani, untuk mengenakan atribut natal.
Walaupun demikian, fatwa tersebut bukanlah dasar bagi organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam maupun kelompok-kelompok pemuda Islam, untuk melakukan sweeping atau penyapuan.
"Kewenangan kita adalah memberikan fatwa, yang mengeksekusi adalah pihak keamanan, dalam hal ini Polri," katanya.
Ma'ruf Amin berharap semua pihak, terutama umat Islam, bisa menjaga suasana yang kondusif dalam menyongsong hari raya Natal dan Tahun Baru 2018.
Ia berharap umat Islam dapat selalu mengedepankan ahlak yang mulia, dan ikut menghargai umat Nasrani.
"Kita berharap agar bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, menjaga suasana yang kondusif, hingga suasana Natal dan Tahun Baru, tidak menimbulkan adanya konflik yang tidak perlu," ujarnya.
"Mari kita menghormati Natal dan Tahun Baru, bagi seluruh, terutama saudara-saudara kita dari agama Kristen," ujar Ma'ruf Amin.
Menteri Agama: Selamat Merayakan Natal
http://nasional.kompas.com/read/2014/12/25/12264421/Menteri.Agama.Selamat.Merayakan.Natal
Kompas.com - 25/12/2014, 12:26 WIB
TRIBUN NEWS / DANY PERMANA
JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengucapkan selamat hari raya Natal bagi umat Kristiani di seluruh Indonesia. Lukman berharap Natal tahun ini membawa kedamaian dan kerukunan antara umat beragama.
Hal tersebut disampaikan Lukman melalui akun Twitter-nya, @lukmansaifuddin. "Buat umat kristiani yg bersukacita, Selamat Merayakan Natal... Damai di bumi, damai di hati... Semoga kita terus rukun dalam cinta kasih," demikian tweet Lukman, Kamis (25/12/2014) pagi.
Tweet itu langsung mendapatkan berbagai komentar dari para followers Lukman. "Menteri agama yang luar biasa," tulis akun @joel_rio. "amn, terima kasih pak. Mohon bantuannya untuk #GKIYasmin pak," tulis akun @aryadi_robby.
Sebelumnya, Lukman berpandangan, masih ada pro kontra di kalangan umat Muslim terkait ucapan selamat Natal bagi umat Kristiani. Ada sebagian umat Muslim yang merasa tidak masalah mengucapkan selamat Natal, tetapi ada pula yang merasa hal itu diharamkan.
Dia meminta umat Kristiani berjiwa besar menanggapi pro-kontra yang terjadi ini.
"Saya pikir semua pihak harus saling menghargai dan menghormati pandangan masing-masing. Jadi, kalau ada umat Islam tidak mengucapkan itu katakan sampai mengucapkan haram, itu bagian dari pemahaman. Itu harus dihormati dan dihargai sebagaimana kita menghormati dan menghargai yang tidak mempersoalkan," kata Lukman di ruang redaksi harian Kompas di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta, Senin (22/12/2014), seperti dikutip Tribunnews.com.
Ketum MUI Din Syamsuddin: Umat Islam Boleh Ucapkan Selamat Natal
https://news.detik.com/berita/2785537/ketum-mui-din-syamsuddin-umat-islam-boleh-ucapkan-selamat-natal
Selasa 23 Desember 2014, 13:34 WIB
Ketua Umum MUI Din Syamsuddin menyampaikan bahwa umat Islam boleh mengucapkan selamat natal. Alasannya, semua itu dilakukan sebatas saling menghormati.
"Menurut hemat saya kalau sekedar konteksnya kultural budaya pertetanggaan maka itu dapat dilakukan dengan tetap berkeyakinan tak pengaruhi aqidah," jelas Din di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Din juga menyampaikan, ucapan selamat itu dilakukan sesuai keperluan. Bila tak perlu jangan dilakukan.
"Islam tak sesempit itu. Islam tidak sepicik itu. Dalam konteks kultural itu rahmatan lil alamin. Bahwa kita menyebutkan selamatlah kita ucapkan selamat natal," urai dia.
"Ketika Idul fitri hampir semua ucapkan selamat kepada saya. Maka ketika ada hari besar mereka, saya harus membalas. Ketika kawan-kawan Hindu merayakan Nyepi kan secara etis mengucapkan. Kalau Idul fitri saya dapat selamat dari Vatican. Saya sudah biasa sebagai tokoh agama. Kebetulan ini bukan masalah ibadah," tutur dia.
"Menurut hemat saya kalau sekedar konteksnya kultural budaya pertetanggaan maka itu dapat dilakukan dengan tetap berkeyakinan tak pengaruhi aqidah," jelas Din di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Din juga menyampaikan, ucapan selamat itu dilakukan sesuai keperluan. Bila tak perlu jangan dilakukan.
"Islam tak sesempit itu. Islam tidak sepicik itu. Dalam konteks kultural itu rahmatan lil alamin. Bahwa kita menyebutkan selamatlah kita ucapkan selamat natal," urai dia.
"Ketika Idul fitri hampir semua ucapkan selamat kepada saya. Maka ketika ada hari besar mereka, saya harus membalas. Ketika kawan-kawan Hindu merayakan Nyepi kan secara etis mengucapkan. Kalau Idul fitri saya dapat selamat dari Vatican. Saya sudah biasa sebagai tokoh agama. Kebetulan ini bukan masalah ibadah," tutur dia.
No comments:
Post a Comment