Monday, July 15, 2019

Filosofi Jawa yang Membuat Hidup Lebih Bermakna

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/06/15/filosofi-jawa-yang-membuat-hidup-lebih-bermakna
Indonesia memiliki banyak tradisi dan budaya. Terlebih budaya Jawa yang masih terjaga. Budaya ini termasuk kata-kata mutiara atau kutipan yang memiliki filosofi. Sayangnya tidak semua paham tentang filosofi sebuah kutipan berbahasa Jawa.

Hal ini dikarenakan orangtua jaman sekarang tidak selalu mengajarkan bahasa dan budaya Jawa kepada anak-anaknya, karena menganggap bahasa jawa itu kuno. Muncullah kutipan “Wong Jowo ora njawani”, yang artinya orang jawa tidak paham jawa.

Padahal jika ditelaah, filosofi jawa adalah warisan leluhur dan terus berlaku sepanjang jaman. Karena warisan tersebut akan membuat kita senantiasa “Eling lan Waspodo” artinya Ingat dan waspada.

Berikut adalah kumpulan falsafah jawa tentang kehidupan beserta arti penjelasannya sesuai dengan pedoman hidup masyarakat Jawa :


“Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti”

Artinya : segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar. Hal ini ternyata masih berlaku dikehidupan kita, di mana kita harus bersabar jika dihadapkan dengan sesuatu yang menimbulkan emosi.

“Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara”

Artinya : Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak. Setiap manusia pasti akan mengusahakan agar selalu selamat dan sejahtera dalam hal apapun.

“Urip Iku Urup”

Artinya : Hidup itu Nyala
Hidup itu seharusnya memberikan manfaat bagi orang lain disekitar kita. Semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik. Besar atau kecil kebaikan itu pasti akan memberikan manfaat.
“Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman”

Falsafah tersebut memiliki arti untuk Jangan mudah terheran-heran, Jangan mudah menyesal, Jangan mudah terkejut-kejut dan jangan mudah manja.

“Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan”

Artinya, jangan mudah sakit hati ketika ditimpa musibah atau Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu. Falsafah ini mengajarkan kita harus tetap berpikir positif.

Sumber : Hipwee

Sumber : Bukubiruku.com, Hipwee, wikipedia

Indonesia memiliki banyak tradisi dan budaya. Terlebih budaya Jawa yang masih terjaga. Budaya ini termasuk kata-kata mutiara atau kutipan yang memiliki filosofi. Sayangnya tidak semua paham tentang filosofi sebuah kutipan berbahasa Jawa.

Hal ini dikarenakan orangtua jaman sekarang tidak selalu mengajarkan bahasa dan budaya Jawa kepada anak-anaknya, karena menganggap bahasa jawa itu kuno. Muncullah kutipan “Wong Jowo ora njawani”, yang artinya orang jawa tidak paham jawa.

Padahal jika ditelaah, filosofi jawa adalah warisan leluhur dan terus berlaku sepanjang jaman. Karena warisan tersebut akan membuat kita senantiasa “Eling lan Waspodo” artinya Ingat dan waspada.

Berikut adalah kumpulan falsafah jawa tentang kehidupan beserta arti penjelasannya sesuai dengan pedoman hidup masyarakat Jawa :

“Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha”

Maksud dari kutipan di atas adalah berjuang tanpa perlu membawa massa, Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan. Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan, kekayaan atau keturunan, Kaya tanpa didasari kebendaan.

“Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo”

Filosofi tersebut mengajarkan kita untuk tidak mudah tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah.

Sumber : rahmatarifianto

“Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka”

Artinya : Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka. Karena terkadang ketika kita merasa paling pintar, kita akan merasa sombong.


“Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman”

Filosofi tersebut mengajarkan kita untuk tidak terobsesi untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi. Karena semua itu hanya bersifat sementara dan tidak dibawa mati.

“Nerimo ing pandum”

Sikap kejujuran, keikhlasan, ringan dalam bekerja dan ketidakinginan untuk berbuat curang adalah hal-hal yang terkandung dalam filosofi ini. Intinya, kita harus menerima hasil dari pekerjaan kita.

Sumber : Bukubiruku.com, rahmatarifianto, niaarsita,

No comments: