Thursday, November 21, 2013

Ahli Geologi: Situs Gunung Padang Bisa Ubah Peta Peradaban Dunia!

http://forum.viva.co.id/sejarah/1358237-ahli-geologi-situs-gunung-padang-bisa-ubah-peta-peradaban-dunia.html?fb_action_ids=10201074393732490&fb_action_types=og.likes&fb_source=other_multiline&action_object_map=%5B621121147926601%5D&action_type_map=%5B%22og.likes%22%5D&action_ref_map=%5B%5D

Penemuan Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang diperkirakan berusia lebih dari 13.000 tahun, mengejutkan para peneliti arkeologi.



Penemuan Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, cukup mengejutkan berbagai kalangan masyarakat, khususnya para peneliti arkeologi. Pasalnya, berdasarkan penelitian, situs ini diperkirakan berusia sekitar 13.000 tahun!

Itu artinya, peradaban di Situs Gunung Padang lebih tua dari peradaban Mesopotamia dan Pyramid Giza di Mesir, yang selama ini dipercaya sebagai peradaban tertua di dunia. Sehingga temuan Situs Gunung Padang yang hingga saat ini masih dalam proses penelitian tersebut, bisa mengubah peta peradaban dunia.

gunung padang Tropen Museum 1940Penelitian mengenai Situs Gunung Padang dilakukan sejak November 2011.




Setelah diteliti selama hampir dua tahun hingga sekarang, diketahui bahwa Situs Gunung Padang bukanlah sebuah situs yang sederhana, melainkan sebuah monumen yang sangat besar.

Situs ini diperkirakan luasnya mencapai 10 kali luas Candi Borobudur di Jawa Tengah.

Dari Peradaban Yang Cukup Maju




Koordinator Tim Peneliti Mandiri Terpadu Gunung Padang, Prof. Danny Hilman Natawidjaja mengatakan, berdasarkan penelitian yang dilakukan selama ini terlihat bahwa susunan batu pada Situs Gunung Padang sudah cukup maju.

Susunan batu tersebut mirip dengan teknologi Situs Machu Pichu di Peru. Menurut Danny, yang lebih mengejutkan dari penemuan Situs Gunung Padang ini yaitu umur susunan batu yang berbeda-beda dari setiap lapisannya.

Lapisan teratas berumur lebih muda, yaitu 500 tahun Sebelum Masehi, ada pula lapisan yang berumur 7.000 tahun Sebelum Masehi.

Bahkan, jika dihitung hingga lapisan terbawah, Situs Gunung Padang diperkirakan usianya sekitar 13 ribu tahun.

“Gunung Padang itu suatu monumen yang besar. Punden berundaknya yang lapisan pertamanya itu tingginya sampai 100 meteran, jadi luasnya 150 hektar, yang jelas 10 kali lebih besar dari bangunan (Candi) Borobudur.

Usia Dari Peradaban 13.000 Tahun Lalu

Dibilang menunjukkan umurnya lebih dari 13 ribu tahun itu sudah ada sekitar 3 atau 4 carbon dating (pengukuran umur lapisan berdasarkan kandungan unsur karbon di lapisan tersebut—red) yang kita lakukan di peta analisis,” papar Danny Natawidjaja.

Danny mengatakan, dengan usia yang sedemikian tua, maka Situs Gunung Padang dapat dikatakan sebagai situs peradaban tertua di dunia, melebihi Pyramid Giza di
Mesir, peradaban Mesopotamia, dan peradaban bangsa Arya, yang usianya antara 2.500 hingga 4.000 tahun Sebelum Masehi. Sehingga dengan demikian, keberadaan Situs Gunung Padang secara otomatis bisa mengubah peta peradaban dunia.




Situs Gunung Padang yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur ini telah dibuka untuk kunjungan wisatawan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat mengatakan, Situs Gunung Padang merupakan aset kebudayaan tak ternilai yang dimiliki oleh Indonesia.

“Gunung Padang ‘kan itu situs cagar budaya yang sangat sangat hebat, tapi harus berdasarkan penelitian yang lebih komprehensif.

Secara kunjungan (wisatawan di hari libur, red.) bagus, tapi harus ada juga usaha-usaha untuk memelihara kondisi (situs tersebut),” ujar Nunung Sobari.

Hingga saat ini, para peneliti yang tergabung dalam Tim Peneliti Mandiri Terpadu Gunung Padang masih melakukan penelitian dan ekskavasi atau penggalian terhadap Situs Gunung Padang.

Pengelolaan Situs Gunung Padang saat ini berada di bawah Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala atau BP3, Unit Pelaksana Teknis dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia yang berada di daerah.


Riset Gunung Padang Sudah Selesai, Ada Temuan Istimewa!

Penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) di Situs Gunung Padang, Jawa Barat, telah selesai. Danny H. Natawidjaja, koordinator tim itu, mengungkapkan bahwa banyak kemajuan positif dari penelitian ini, yang bisa mengungkap tuntas situs purba tersebut.

“Banyak progres. September 2013 akan dilanjutkan tapi menunggu keputusan. Karena pemugaran situs perlu instruksi presiden. Mudah-mudahan masih bisa terus berlanjut,” ujar Danny, Rabu 11 September 2013 .

Danny menegaskan bahwa sejauh ini semua temuan mengerucut pada satu kesimpulan bahwa situs Gunung Padang memang sangat istimewa. Keistimewaan itu bisa dilihat dari luas situs dan ketinggian, yang bahkan lebih dari Borobudur. Belum lagi soal bahwa situs itu dibangun lebih dari satu lapis budaya.

“Ada beberapa lapis lapis budaya. Untuk lapisan budaya luar umurnya 2.500 tahun sebelum Masehi, sementara yang di bawah sampai 7.000 tahun sebelum Masehi. Di dalamnya itu sudah istimewa,” kata geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia itu.

Namun ia enggan mengutarakan kemungkinan keistimewaan bagian dalam situs. Danny beralasan lebih baik menunggu hasil pemugaran. “Sementara itu dulu saja. Yang lainnya nanti,” ujar dia. Kini laporan riset akan dituntaskan untuk dilaporkan ke presiden.

SBY Nilai Temuan Gunung Padang Big Bang Sejarah RI


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima laporan Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang pada, Sabtu 3 Agustus 2013. Menurut Andi Arief, inisiator Tim, Presiden menyatakan hasil riset ini bisa jadi “Big Bang” atau dentuman besar sejarah Indonesia.

Andi menyatakan, dalam siaran pers melalui akun jejaring sosialnya, secara khusus melaporkan perkembangan hasil riset dan ekskavasi arkeologi, pengeboran, dan tomografi sesmik ke Presiden yang berlangsung sejak awal Juli 2013 lalu.


Andi menyatakan, Presiden SBY terus memantau riset ini dan mengatakan bangga terhadap apa yang telah dilakukan oleh para periset dari berbagai lintas ilmu.

“Presiden menyetujui rekomendasi pemugaran di dua lapisan kebudayaan, yaitu lapisan terasering seperti Machu Pichu (lapisan berusia 600 tahun sebelum Masehi) dan lapisan budaya 2 (4.900 tahun sebelum Masehi). Untuk dua lapis kebudayaan 11.500 SM dan 25.000 SM, Presiden SBY menyebut ini Big Bang sejarah Indonesia,” kata Andi.

Untuk itu, para periset akan diminta kembali memaparkan temuan yang luar biasa ini setelah Hari Raya Idul Fitri. Pertemuan dan paparan tersebut adalah yang ke-4 dengan Presiden sejak 2011.

Seperti diketahui, tim geologi melakukan coring dan sudah merekonstruksi rongga (chamber) dan menghisap 32 ribu liter air saat pemboran.

Sementara itu, tim geofisika yang melakukan tomografi seismik juga sudah mendapatkan beberapa hal penting yang memperkuat dugaan tentang adanya rongga yang sudah dilakukan pemindaian sebelumnya.

Bahkan ada “bonus” kejutan yang masih harus diselidiki lebih lanjutan dari hasil tomografi seismik. Tim menggunakan hampir semua teknologi dan metode ilmiah yang ada. Dengan kehati-hatian, setiap perkembangan dianalisis serius agar dapat disimpulkan dengan akurat.

“Kejutan apa yang baru didapat? Tim menyatakan luar biasa dan menguntungkan rakyat. Namun, akan disampaikan ke publik setelah paparan dengan Presiden SBY nanti,” kata Andi Arief.

Ini Temuan Lengkap Tim Andi Arief di Gunung Padang

Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang, Cianjur, yang diinisiasi Staf Khusus Presiden, Andi Arief, menemui Gubernur Jawa Barat, Kamis 3 Oktober 2013. Tim akan melaporkan hasil riset, sekaligus meminta masukan untuk rencana selanjutnya.

Dalam siaran pers, TTRM menyatakan, penelitian Situs Gunung Padang bukan kasus cagar budaya dan riset biasa. Ini adalah “frontier research” untuk menggali peradaban nusantara secara multidisiplin dan menggunakan metodologi-teknologi mutakhir di bidang eksplorasi geologi-geofisika.

Akumulasi hasil riset TTRM yang dilakukan dalam 2 tahun terakhir berhasil membuktikan bahwa situs ini sangat luarbiasa bahkan “beyond imagination“.

Temuan oleh Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) adalah:

Temuan pertama, situs megalitik ini berupa struktur teras-teras yang tersusun dari batu-batu kolom basaltik andesit yang terlihat di permukaan bukan hanya menutup bagian atas bukit seluas 50×150 meter persegi saja tapi menutup seluruh bukit seluas minimal 15 hektare.

Hal ini sudah terbukti tanpa keraguan lagi setelah dilakukan pengupasan alang-alang dan pohon-pohon kecil di sebagian lereng timur oleh Tim Arkeologi pada bulan Juli 2013.




Batu-batu kolom penyusun ini berat satuannya ratusan kilogram, berukuran diameter puluhan sentimeter dan panjang sampai lebih dari satu meter.

Jadi lapisan atas Gunung Padang adalah monumen megah bergaya seperti Machu Pichu di Peru tapi umurnya jauh lebih tua dan berada pada masa prasejarah Indonesia.

Temuan ini saja sudah luar biasa karena selain monumen megalitik yang besarnya sampai 10x Candi Borobudur juga umurnya membuktikan sudah ada peradaban tinggi di Indonesia pada masa prasejarah yang selama ini dianggap zaman berbudaya masih sederhana. Dengan kata lain hal ini akan mengubah sejarah Indonesia dan Asia tenggara.

Temuan kedua, Ada struktur bangunan yang lebih tua lagi, berlapis-lapis sampai puluhan meter ke bawah.

Temuan ketiga, Telah membuktikan secara visual keberadaan lapisan budaya kedua yang hanya tertimbun satu sampai beberapa meter di bawah permukaan.

Ini hasil penelitian dan ekskavasi arkeologi yang dilakukan pada bulan Agustus 2012, Maret 2013, dan terakhir Juni-Juli 2013. Bahkan sebenarnya lapisan kedua ini sudah terlihat ketika penggalian arkeologi yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Bandung tahun 2005, hanya waktu itu disalah-tafsirkan sebagai batuan dasar alamiah (sebagai “quarry”) karena belum ditunjang oleh penelitian geologi yang komprehensif dan tidak ditunjang oleh survei geofisika bawah permukaan.

Lapisan kedua ini juga disusun oleh batu-batu kolom andesit yang sama dengan yang diatasnya namun susunannya terlihat lebih rapi dan kelihatannya menggunakan semacam material semen atau perekat.

Temuan keempat, struktur lebih tua yang tertutup oleh lapisan budaya kedua kemungkinan akan lebih fantastis lagi.

Tim menemukan keberadaan dinding dan rongga-rongga besar yang diidentifikasi melalui survei geolistrik berupa zona resistivity yang sangat tinggi (puluhan ribu sampai lebih dari 100 ribu ohm) dan juga terefleksikan oleh citra georadar.

Tim juga sudah melakukan survei tomografi seismik. Hasilnya mengkonfirmasi adanya dinding dan rongga besar di bawah situs yang dicirikan oleh “low seismic velocity zone”.

Temuan kelima, pengeboran untuk pengambilan sampel pada bulan Februari 2013 di lokasi yang berdekatan dengan dugaan rongga terjadi “partial water loss” yang cukup besar pada kedalaman 8 sampai 10 meter.

No comments: