Maya Novarini
Mari kita mulai kultum kita malam ini (waktu Amrik bagian west coast).
Ada setidaknya 3 hal yang menjadi penggerak manusia dalam hidupnya, hampir tidak ada satu manusia pun yang terkecualikan; sayangnya hal-hal tersebut juga rentan sekali dieksploitasi orang lain.
Tiga hal tersebut adalah :
1. The need for safety, yaitu keinginan mengejar rasa aman.
2. The need to belong, yaitu keinginan dianggap sebagai bagian dari grup, komunitas / masyarakat tertentu.
3. The need to be important, yaitu keinginan dianggap penting, berguna, diakui dan dihargai.
Ok, sekarang kita bahas sisi serunya, ketika ketiga hal tersebut akhirnya dieksploitasi orang lain.
1. Semua orang ingin cari aman. Akhirnya ....
- Ada orang yang akhirnya memeras orang lain supaya mereka terhindar dari investigasi hukum.
- Kepala sekolah / dekan / guru yang meminta secara tidak langsung uang suap kepada orang tua yang ingin anaknya masuk perguruan tinggi / sekolah tertentu. Rela diperas demi keamanan sosial (terdaftar di institusi bergengsi).
- Penegak hukum yang memaksa diberikan pelayanan seksual oleh pelacur yang baru ditangkap, dengan iming-iming dibebaskan. Bukannya diberikan kesempatan, penyuluhan dan rehabilitasi melalui program ketrampilan supaya bisa mencari pencaharian dengan cara lebih sehat, malah dieksploitasi demi memuaskan napsu. PSK tersebut merasa tidak ada jalan lain untuk mencari keamanan.... dan akhirnya dia pun harus menerima perlakuan tsb.
- Tokoh agama yang khotbahnya memupuk rasa bersalah dan pelan-pelan dia sematkan konsep untuk memberi amal dalam bentuk uang, untuk menebus dosa, mencari pahala atau ketenangan batin (padahal hal-hal tersebut gak bisa diukur oleh si tokoh agama itu sendiri). Uang yang masuk ke rumah ibadah itu sekalipun dari publik, tapi tidak dituntut audit - sistemnya HANYA TUHAN YANG TAHU. Dan apa yang Tuhan tahu? Ternyata si tokoh agama beli mobil mewah, rumah mewah, jalan-jalan ke luar negeri, konsumsi narkoba, menyewa PSK, membangun perusahaan kapitalis. Gak ada yang dia transfer ke Tuhan..... orang bersedia ditipu demi ilusi keamanan surgawi.
- Sebuah organisasi teror bersorban dikenal sering memalak bisnis-bisnis dari kecil sampai besar, kalau enggak? Didemo, digrebek, dibakar. Dari warteg sampai diskotek.
- Si Rijik, teroris mesum yang menyamar sebagai ulama bahkan sampai bohong diburu sniper dan kabur ke padang pasir, karena takut dipenjara atas berbagai macam tindakan anarkis dan asusilanya. Merasa aman itu penting, walaupun dalam kasus Rijik .... akhirnya dia justru diperbudak dan dikerdilkan ketakutannya, keinginan menjadi aman justru membuatnya menjadi seorang pengecut mental kerdil yang mengecewakan pengikut-pengikutnya.
- Banyak kelompok-kelompok tertentu menggunakan agama dalam mengeksploitasi obsesi manusia akan rasa aman. Rasa aman bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat bagi sebagian orang. Akhirnya mereka sampai sanggup menyakiti orang, menjajah hak beragama orang lain, menolak pemimpin tidak seiman, menolak toleransi dengan umat beragama lain, menolak konsensus damai .... ketika diancam akan masuk neraka. Siapa sih yang bisa merasa aman di neraka? Ya mungkin cuma yang kafir kaya saya.... wkwkwk.
2. Menjadi bagian dari grup atau komunitas. Ini adalah hasrat yang paling berbahaya. Banyak orang yang rela membunuh, memerkosa, merampas, menyakiti, menghina orang lain hanya supaya diterima oleh kelompok pilihannya.
- Homophobic yang diam-diam ternyata gay pasti yang paling agresif meneror hidup kaum LGBT, berteriak-teriak dengan dalil-dalil dan argumentasi keagamaan; padahal yang dia inginkan hanyalah menjadi bagian dari grup anti LGBT - tapi untuk apa? Riset memaparkan fakta statistik bahwa orang yang homophobic itu justru penyuka sesama jenis, akan tetapi tertekan secara sosial. Mereka harus menonjol, paling agresif, paling brutal, paling biadab, paling menggeba-gebu lebih dari yang lain, supaya diakui oleh kelompoknya. Banyak tokoh-tokoh agama dan politik kanan yang menjual ideologi konservatif justru ketahuan menyewa prostitusi sesama jenis.
- Banyak pendemo bersorban itu berteriak anti pornografi, sementara orang yang dijadikan panutan pun mengoleksi video porno dan terlibat hubungan sex dengan non muhrim. Tapi mereka rela aja menghabiskan tenaga untuk membela seorang teroris, karena segitu besarnya keinginan mereka untuk menjadi bagian kelompok tertentu .... yaitu .... KELOMPOK CALON PENGHUNI SURGA. Padahal, udah pasti lah mereka akan konak kalau lihat Miyabi nyebrang jalan, bahkan demo bela agama 212 wiro sableng itu bisa batal sekalian.
- Banyak masyarakat yang masih sempit ruang geraknya, karena hambatan ekonomi atau paranoia sosial. Akhirnya mereka stay di kampung, tidak mau terekspos budaya baru, takut nekat demi masa depan lebih aman di tempat lain. Nah, orang-orang yang kaya gini .... yang jadi sumbu pendek, akhirnya dimanfaatkan sekelompok orang berkepentingan. Mereka bukan hanya mudah diprovokasi, tapi mereka BUTUH DIPROVOKASI. Karena bagi masyarakat terpencil di tengah peradaban maju, didekati kelompok tertentu, diberi insentif sekalipun kecil (nasi bungkus, uang receh), diberikan tujuan, objektif atau orientasi membuat mereka merasa AKHIRNYA MENJADI BAGIAN dari sebuah kelompok baru, yang lebih kuat dan berpengaruh. Membuat mereka merasa lebih hidup. Contoh, sekelompok orang kampung yang berteriak PKI HARUS MATI, CINA HARUS MUSNAH, PENDUKUNG PENISTA AGAMA DILARANG DIMAKAMKAN DI SINI. Siapa sih yang bangun tidur, sikat gigi terus ngaca dan senyum terus bilang begini "Hari ini, saya akan membunuh orang" Wkwkwkwk. Kagak ada. Bahkan psychopath pun gak sesederhana itu pemikirannya.
Tapi akhirnya ketertutupan mereka dari nilai-nilai sosial yang positif, inklusif, terbuka dan progresif menjadi bumerang yang mereka tidak sadari merusak diri sendiri. Hasrat ingin menjadi bagian dari kelompok yang lebih kuat pun dimanfaatkan oleh kelompok jahat yang menawarkan ilusi menjadi bagian dari mereka.
Pokoknya kita ini saudara dan mereka itu semua iblis, najis, cina, calon penghuni neraka. Padahal motivasi mereka adalah menggoyang stabilitas sosial, merusak ketentraman dan mengalihkan fokus masyarakat dari titik-titik yang harus dikritisi dari pemerintah atau partai politik. Contoh, banyak anak muda yang mendadak jadi sibuk demo bersorban ketika Agus mencalonkan diri jadi gubernur. Emang apa yang dicari anak-anak muda itu? Bukan nasi bungkus semata. Sederhana aja, ingin dirangkul, dianggep saudara, dijadikan bagian dari tribe. Persis kaya suku-suku pedalaman atau nenek moyang kita jaman dulu. Terus yang mengeksploitasi mereka siapa? Ya, udah tahu lah....
3. Hasrat untuk dianggap penting. Nah ini yang paling nuance / mengelabui.
- Pelaku bom bunuh diri dinamakan pengantin, diperlakukan spesial karena memang mentalnya dikondisikan untuk resistant terhadap reverse thinking. Jangan sampai mereka mikir, "Shit, the fuck am I trying to do. This is so fucked up. I am outta here." dan akhirnya mereka mundur. Pengantin-pengantin ini menerima kordinasi langsung dari orang-orang yang lebih senior, berpengaruh atau tinggi jabatannya; membuat mereka merasa yakin bahwa martir adalah tombak kekuatan organisasi. Dalam ilusi yang ditanamkan di pikiran mereka, dengan kenekatan membunuh dirinya sendiri demi tujuan organisasi; maka teman-teman seperjuangan dan pemimpin2nya akan mengenangnya sebagai pahlawan - selamanya. Padahal itu tidak pernah terjadi. Kalau bunuh diri adalah solusi menuju kemenangan absolut seperti yang diadvokasikan petinggi-petinggi organisasi tersebut, kenapa gak mereka sendiri yang menjadi martir? Ini contoh taktik pemimpin dalam mengeksploitasi obsesi pengikutnya yang ingin dianggap penting.
- Menjadi penting juga bukan hanya di hadapan orang, organisasi, pimpinan, tapi juga di mata sosok Tuhan. Dan obsesi ini selalu dieksploitasi organisasi-organisasi berkedok agama. Dalam orasi-orasi yang provokatif, sekalipun anarkis, bikin jemaah bertanya-tanya, tapi begitu si provokator memasukan dalil-dalil yang intinya "INI ADALAH JALAN YANG DIRIDHOI TUHAN, LAKUKAN LAH JIKA INGIN DICINTAI TUHAN" bahkan provokasinya bisa sekeras "TEROR MEREKA, JIKA KAMU INGIN MENJADI PENGHUNI SURGA" Emang tuh provokator siapa sih? Udah kaya bouncer diskotik aja, menentukan siapa yang masuk surga atau gak.
---------
Rasa aman, dianggap saudara dan dianggap penting.
Adalah 3 motivasi manusia dalam hidup. Kalau mau menjadi manusia yang terhindar dari para penipu yang mengeksploitasi tenaga, waktu, suara bahkan kemerdekaan kita sebagai manusia dan lalu merampas hak-hak kita atas pendidikan yang baik, kebebasan beragama dan hukum yang adil.
Yang bisa kita lakukan adalah ... banyak baca dan rendah hati menerima wawasan yang membantahkan keyakinan kita sendiri, jangan buta, tuli dan menutup diri dari kenyataan, sejarah dan sudut pandang baru. Ikhlas bahwa kita bisa keliru, kitab suci bisa keliru, agama bisa keliru, pemimpin spiritual bisa keliru, orang tua bisa keliru. Ga ada apapun, siapapun di dunia ini yang kebal perubahan. Tuhan sudah berganti berkali-kali, bertambah dan berkurang. Banyak kitab suci sudah berganti, dicetak ulang, dipalsukan, dibakar, ditulis ulang dan akhirnya pun tidak dibaca lagi. Banyak masjid yang sudah menjadi gereja. Banyak rumah ibadah yang sudah rata menjadi tanah. Semua yang kita miliki sekarang, yang kita yakini, yang kita teriaki, yang kita percayai, suatu saat nanti akan tidak relevan lagi, kadaluarsa ditelan jaman.
Entah muncul penggantinya atau musnah total.
Tapi akan selalu ada ada cara-cara baru untuk mengeksploitasi obsesi manusia dalam mencari rasa aman, eksistensi sosial dan reputasi.