Monday, January 21, 2019

Tulisan Ibu Erma Retang

https://www.facebook.com/erma.retang










Jika mendukung jagoan, jangan magak atau ragu2. Dukung aja, Ndak usah banyak alesan dan bikin polemik. Saya dukung Jokowi sejak 2014, sebab saya sangat tidak percaya Prabowo bisa memimpin negri ini menuju kebaikan. Rekam jejaknya terlalu buruk untuk di tolerir.
Jokowi bukan penjahat, dia manusia biasa yang punya keinginan baik. Dia bukan koruptor, bukan penculik, bekerja keras membangun dan mampu nguwong-ke (menghargai manusia) dengan baik. Dia menghargai saudara2nya di Indonesia Timur dengan membangun jauh lebih baik, wilayah yang sekian puluh tahun ganti berganti presiden tak pernah tersentuh pembangunan. Separuh darah saya berasal dari NTT dan saya senang sekali kampung saya diperbagus.
Peduli setan dengan analisa pembangunan infrastruktur Indonesia timur hanya demi melancarkan laju kapitalisme. Kalian tidak tahu betapa susahnya hidup dengan sedikit air, berangkat sekolah berenang menyeberangi sungai, saat hujan tiba harus menginap di sekolah agar bisa ikut ujian, tanah kerontang sulit ditanami sebab tak tersentuh teknologi. Kalian hanya tahu indahnya kain tenun NTT, tanpa tahu betapa keras hidup para penenunnya. Jokowi membuat NTT surga bagi warganya. Kehidupan mereka tak lagi kalah dengan saudara2nya di lain wilayah.
Sulit menemukan orang baik yang bersedia membagi dirinya dengan saudara2nya nun di pelosok Indonesia. Sekarang sudah kita temukan, mengapa tidak di dukung, mengapa harus selalu di caci kebijakan politisnya? Sesungguhnya kita tak tahu sama sekali arah langkahnya. Kita tidak tahu seberapa berat pertarungannya. Kita hanya bisa menebak berbungkus analisa canggih lalu marah karena kebijakannya "melukai hati" sebab tidak sesuai selera. Jika merasa lebih pintar dari dia, mengapa tidak menggalang dukungan dan mencalonkan diri sebagai presiden?
Saya mendukung lelaki kurus asal Solo yang tidak kokehan polah itu. Sebagian kebijakannya memudahkan saya memenuhi hajat hidup kejelataan saya. Tidak berlebih, namun cukup adil. Mungkin kalian yang berada jauh dari tanah air tidak merasakan perubahan yang diupayakannya. Percayalah, media massa dan media sosial tidak mampu menjadi jendela untuk sekedar mengintip kerjanya.
Dia bukan manusia super, dia hanya punya kepedulian dan kesanggupan bekerja keras mewujudkan apa2 yang sudah dijanjikannya. Kalaupun belum terpenuhi semua, beri dia waktu 5 tahun lagi untuk menuntaskan kerjanya.
Yakinkah kalian, lawannya akan mampu membawa perubahan baik melebihi yang sudah dia usahakan dan kerjakan? Saya tidak yakin sama sekali. PR kejahatan kemanusiaannya pun belum dia kumpulkan. Membayar gaji buruh sendiri pun gagal, apalagi menaikkan gaji pejabat dan pamong praja. Tanpa Cendana dan Cikeas, niscaya dia bukan apa2.

No comments: