Saturday, May 29, 2010

Laporan “Perang Israel-Palestina” di Chicago

http://politik.kompasiana.com/2010/03/29/laporan-perang-israel-palestina-di-chicago/
Markus Budiraharjo

www.israel-stop.com

Bukan rahasia lagi, pertikaian Israel dan Palestina memang melebar sampai melewati batas-batas negara manapun. Pertikaian bersejarah antara dua “negara” ini memang sarat dengan isu politik, ekonomi dan kultural, serta keagamaan. Minggu, 27 Maret 2010 pertikaian Israel vs Palestina terjadi di satu titik historis di Chicago, bernama Water Tower. Orang-orang tidak menggunakan senjata berapi, atau batu, untuk bentuk benda-benda membahayakan lain. Mereka melakukannya dengan santun: para penggiat yang terdiri dari orang-orang tua tersebut berdiri di bawah hembusan angin dingin 4 derajat Celcius dari Danau Michigan, sambil memegang beragam poster dan membagi-bagikan leaflet.

Leaflet pertama yang aku baca merupakan satu potongan berita dari Israelnationalnews.com. Ditulis oleh Tzvi Ben Gedalyahu, tulisan pendek berjudul the Myth of the Gaza Blockade itu memberi informasi sekilas tentang informasi yang menyesatkan dari pihak Otoritas Palestina. Pada awal Desember tahun lalu, Kementerian Dalam Negeri Palestina mengklaim bahwa ada 3.000 orang Arab yang meninggalkan Gaza dengan tujuan untuk mendapatkan pengobatan, hanya dalam tiga bulan terakhir. Orang-orang Arab tersebut terpaksa harus pergi dari Gaza karena pihak Israel menutup kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan bantuan medis dari Israel. Penulis mengingatkan pembaca tentang kebohongan Otoritas Palestina tersebut: hanya 214 orang yang pergi ke Jordania, dan 563 ke Mesir. Orang-orang lain dirawat di beragam wilayah di Israel. Mereka masih mendapatkan bantuan dan pelayanan dari Israel. Lebih lanjut, tulisan itu juga menulis tentang ratusan ton bantuan kemanusiaan untuk masyarakat yang tinggal di Gaza dari Israel. Pada waktu tulisan tersebut ditulis, Israel pun mengirimkan 10.000 dosis vaksinasi flu babi. ISRAEL MERUPAKAN NEGARA YANG BAIK HATI. Itu kesimpulan sekilas dari tulisan pendek tersebut.
Setelah membaca sekilas, saya menyeberangi E. Pearson St., menuju ke Water Tower. Di sebelah sana, ada lebih banyak tulisan poster yang dipasang. Sekilas, belum sempat saya pahami pesan apa yang mereka usung. Namun, berbagai poster membawa nada yang sangat berbeda.
NO MORE US TAX $$$ TO ISRAELI OCCUPATION
tidak boleh lagi ada uang pajak untuk mendukung pendudukan Israel

END THE SIEGE OF GAZA

hentikan blokade Gaza

STEALING LAND IS NOT MY JUDAISM
hentikan blokade Gaza
STEALING LAND IS NOT MY JUDAISM
mencuri tanah tidak diajarkan dalam Yudaisme
CONDEM GAZA GENOCIDE
kutuk genosida Gaza
PALESTINE: PEACE NOT APARTHEID
Palestina: Kedamaian bukan apartheid

THE SHAMEFUL LEGACY OF APARTHEID WALL

keabsahan memalukan dari tembok apartheid
ISRAELI OCCUPATION OF PALESTINE: 60,000 MORE HOMELESS; 22,00 HOMES DEMOLISHED
pendudukan Israel atas Palestina: 60.000 orang kehilangan rumah; 22.000 rumah dihancurkan
SAY NO TO BARBARISM! STOP THE BRUTAL SIEGE OF GAZA
katakan tidak pada barbarisme! Hentikan blokade Gaza
ALL LAND IS HOLY. ALL PEOPLE ARE CHOSEN. HELP US END THE ISRAELI OCCUPATION.
semua tanah suci adanya. semua orang terpilih adanya. bantulah kami mengakhiri pendudukan Israel.
STARVING PALESTINIANS IS NOT MY JUDAISM
membuat orang-orang Palestina kelaparan tidak diajarkan oleh Yudaisme.
END ISTRAEL APARTHEID!
hentikan apartheid Israel!
****
Tiba-tiba saya merasa disadarkan! Saya berada di antara dua kubu yang saling berhadapan dan saling menyerang. Di sebelah kiri, berdiri orang-orang yang mendukung pendudukan Israel atas Palestina. Di sebelah kanan, orang-orang yang berjuang keras untuk mengatakan pada publik bahwa Israel salah. Tampaknya, keduanya pun dari kelompok Yahudi. Kelompok sebelah kanan jauh lebih terorganisir. Tulisan-tulisan mereka lebih banyak. Poster-poster yang mereka bawa lebih bervariasi. Mereka menghadirkan data-data. Mereka berasal dari kelompok Jewish Voice for Peace.

Bagaimana sikap pemerintah Obama sendiri menyikapi dua macam arus macam ini? Presiden Obama mendapat cercaan dari Kongres ketika dia bersikap keras terhadap PM Israel, Netanyahu. Tahun lalu, ketika Wapres Joe Biden berkunjung ke Israel, dia harus menanggung malu. Pesan yang dia bawa dari pemerintahan Obama jelas: misi perdamaian Palestina - Israel diutamakan. Ini berarti bahwa Israel sudah semestinya mengurangi nafsu untuk membangun lebih banyak rumah di tanah Palestina. Namun yang terjadi justru sebaliknya! Hegemoni Israel atas Palestina tidak pernah menyurut, sekalipun mendapat tekanan dari Amerika sekalipun. Kunjungan Netanyahu ke Washington pertengahan minggu lalu jauh dari kesan hangat. Tidak ada protokoler resmi, atau acara foto-foto dengan Presiden Obama - mengesankan betapa Obama tidak mau didikte oleh negara sahabat yang satu ini.

No comments: