LINGKUNGAN
Proyek uji coba sistem pendingin ruangan di Masdar City, sebuah proyek pembangunan kota lestari pertama di dunia, di pinggir Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Kota ini akan memiliki sistem energi lestari, pemanfaatan limbah, dan juga aktivitas karbon netral.
ANDREAS MARYOTO
Apabila semuanya berjalan lancar, Masdar City di Uni Emirat Arab akan menjadi kota lestari pertama di dunia. Proyek ini mulai dibangun pada tahun 2008. Pada tahun 2010 ini sudah dua bangunan diselesaikan, yaitu bangunan pertama dari enam bangunan utama dan Masdar Institute of Science and Technology. Pada tahun 2013 diharapkan perusahaan pertama akan beroperasi di tempat itu.
Dalam hal ini, Masdar City yang terletak di pinggiran Abu Dhabi—ibu kota Uni Emirat Arab—akan menjadi kota yang menerapkan karbon netral, pemanfaatan limbah secara lestari, dan menggunakan energi yang bisa diperbarui. Pengertian karbon netral adalah aktivitas yang ada tidak menambah produksi karbon dioksida ke atmosfer atau kalau mengeluarkan karbon dioksida pada penggunaan karbon dioksida juga dalam jumlah yang sama.
Kota yang berjarak 17 kilometer dari pusat kota Abu Dhabi ini akan menjadi kawasan ekonomi khusus yang dihuni oleh pengelola perusahaan, peneliti, dan juga akademisi dari beberapa negara. Ketika Kompas berkunjung pada pertengahan Desember lalu, orang dari beberapa negara bekerja di tempat tersebut.
”Visi pembangunan Masdar City adalah membangun kota lestari di semua sudut kota,” kata Direktur Masdar City Alan Frost ketika ditemui wartawan dari beberapa negara di Masdar, Uni Emirat Arab, dalam program kunjungan media yang dilaksanakan oleh General Electric Timur Tengah dan Afrika.
Dengan konsep lestari, Masdar City akan dipasok energi lestari dari pemanfaatan energi sinar matahari. Saat ini tengah dilakukan pilot proyek pembangkitan energi. Untuk pembangkitan listrik sebesar 40-60 megawatt, mereka tengah membangun pembangkit listrik dari sel surya.
Mereka terus berupaya mengefektifkan penggunaan sinar matahari agar produksi listrik maksimal. Pasokan energi lainnya dari geotermal, pembangkit listrik tenaga angin, dan penggunaan limbah untuk energi listrik. Di sisi lain, mereka juga tengah melakukan penelitian upaya-upaya yang bisa dilakukan agar penggunaan energi di kota itu bisa 51 persen lebih rendah dibandingkan dengan permukiman pada umumnya.
Pembangunan sistem pendingin ruangan dengan menggunakan energi sinar matahari tengah diuji coba. Sistem ini disebut solar thermal cooling system. Sistem ini secara sederhana bisa disebut mendinginkan ruangan dengan menggunakan energi sinar matahari. Ada juga yang menyebut AC hijau.
”Kami tengah menguji sistem ini. Jika sukses, sistem ini bisa digunakan untuk membuat pendingin ruangan,” kata Manajer Proyek Uji Coba Sistem Pendingin Sel Surya Simon Brauniger.
Sistem pendingin ini pertama akan memanfaatkan listrik dari sinar matahari untuk sistem kompresinya, dan kedua akan menggunakan panas untuk mengaktivasi senyawa kimia yang bisa menghasilkan air dingin yang berfungsi untuk mendinginkan ruangan. Sudah pasti mereka merahasiakan detail proyek ini karena terkait dengan hak paten.
Soal pendingin ruangan ini menjadi penting karena sistem pendingin menjadi sangat penting bagi kota-kota di kawasan Teluk. Saat musim panas, temperatur udara bisa mencapai di atas 40 derajat celsius. Selama ini, penggunaan pendingin membutuhkan energi yang besar. Untuk itu, sistem pendinginan dengan tenaga matahari diharapkan bisa menekan penggunaan energi secara keseluruhan serta memanfaatkan energi lestari.
Di samping meneliti sistem pendingin ruangan. Mereka juga tengah meriset pembuatan pemanas air untuk kebutuhan warga, juga menggunakan sinar matahari. Cara ini relatif lebih dikenal. Meski demikian, mereka tetap mencari cara yang efisien untuk menghasilkan air panas.
Untuk pemanfaatan limbah, Masdar City memperkirakan 95 persen limbah akan didaur ulang. Masdar City juga akan menggunakan material berkarbon rendah. Kota ini akan berupaya memperkecil penggunaan air hingga 54 persen dibandingkan dengan kota-kota lain pada umumnya.
Luas Masdar City mencapai 700 hektar atau sekitar 3,7 juta meter persegi. Kota ini diproyeksikan akan dihuni 40.000 warga. Kepadatan penduduk diperkirakan 140 warga per hektar. Pengembang telah menghitung jumlah pemakaian lahan kota itu. Rinciannya sebanyak 52 persen untuk tempat tinggal, 38 area komersial, dua persen untuk usaha ritel, dan 18 persen untuk kepentingan komunitas.
Uji coba lainnya yang sudah dilaksanakan adalah penggunaan personal rapid transit (PRT) untuk alat transportasi warga. PRT ini dijalankan dengan menggunakan listrik. Jadi tidak ada mobil konvensional di tempat ini. Saat kunjungan media, transportasi ini sudah bisa dipakai dan memiliki terminal untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Kapasitas PRT sebanyak 6 orang.
Di lokasi proyek telah didirikan Masdar Institute of Science and Technology. Lembaga ini merupakan lembaga pendidikan yang berfokus pada energi masa depan dan teknologi lestari. Mahasiswa lembaga ini diharapkan bisa berpraktik langsung dengan pengembangan kota lestari itu.
Proyek Masdar City ini dikelola oleh Abu Dhabi Future Energy Company, sebuah perusahaan di bawah grup Mubadala yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Uni Emirat Arab. Di samping membangun kota Masdar, Abu Dhabi Future Energy Company juga membawahi Masdar Carbon, Masdar Energy, Masdar Institute of Science and Technology, dan Masdar Capital.
General Electric adalah partner strategis Masdar City. Perusahaan itu akan mendirikan Ecomagination Center di kota itu. Lembaga ini akan mempromosikan bisnis yang bersifat lestari dan membangun riset yang mendukung penggunaan teknologi di kota itu sebagai kota berteknologi bersih.
”Masdar City dan Abu Dhabi merupakan lokasi yang bagus bagi General Electric untuk membangun Ecomagination Center yang pertama. Kami melihat banyak peluang untuk menerapkan teknologi lestari di wilayah ini, mendorong inovasi baru, dan memanfaatkan minat dan kesungguhan untuk menggunakan teknologi,” kata Presiden dan CEO General Electric Timur Tengah dan Afrika Nabil Habayeb.
Untuk soal energi saja, Masdar City menjadi contoh bagaimana sebuah perusahaan melakukan pendekatan holistik terhadap masalah energi, baik dari sisi pembangkitan, transmisi, maupun konsumsi. Selama ini, kota-kota di dunia selalu memiliki banyak masalah terkait dengan energi.
Apabila kelak sudah selesai dibangun, setidaknya dunia memiliki contoh bagaimana sebuah kota pada masa depan. Contoh bagi mereka yang akan membangun kota yang layak bagi warganya, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. Di Masdar City kelak akan tergambar bagaimana penduduknya mengalami kehidupan dan juga bekerja sehari-hari.
No comments:
Post a Comment