KAMIS, 7 APRIL 2011, 13:32 WIB
Bisnis
Bandingkan dengan rumah murah konvensional berstandar antigempa bertipe 36 Rp55 juta.
VIVAnews - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengungkapkan konstruksi rumah tapak sederhana (dulu rumah sederhana sehat) bila menggunakan struktur baja ringan dapat menghemat biaya sekitar Rp16-17 juta per unit atau sekitar 25 persen dari biaya produksi.
Menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Kementerian PU, Anita Firmanti, bahan bangunan seperti baja hasil fabrikasi yang tinggal dipasang akan menghemat biaya, sehingga membuat harga rumah menjadi terjangkau dan murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Kementerian PU, Anita Firmanti, bahan bangunan seperti baja hasil fabrikasi yang tinggal dipasang akan menghemat biaya, sehingga membuat harga rumah menjadi terjangkau dan murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
"Jadi, bisa lebih murah, namun tetap memiliki kekuatan tahan gempa," kata Anita saat konferensi pers di Hotel Gran Melia, Jakarta, Kamis, 7 April 2011.
Dia menuturkan, bila dibandingkan rumah murah konvensional berstandar antigempa dengan tipe 36 meter persegi seharga Rp55 juta per unit, rumah berkonstruksi baja fabrikasi yang dibandrol pemerintah saat ini pastinya jauh lebih murah.
Dia menuturkan, bila dibandingkan rumah murah konvensional berstandar antigempa dengan tipe 36 meter persegi seharga Rp55 juta per unit, rumah berkonstruksi baja fabrikasi yang dibandrol pemerintah saat ini pastinya jauh lebih murah.
Sebab, menurut Anita, rumah yang dibuat dengan struktur prefabrikasi harganya hanya sebesar Rp38,4 juta. "Adapun rumah kayu instan (Rika) dengan kekuatan tahan gempa hanya mencapai Rp37 juta per unit," ujarnya.
Dia menambahkan, tentunya untuk perumahan di Pulau Jawa yang ongkos transportasinya relatif murah, pastinya akan sangat mendukung proyek pembangunan rumah murah yang menjadi program Kabinet Indonesia Bersatu jilid II.
Sementara itu, mengenai ketahanan bangunan terhadap gempa, dia menjelaskan, Kementerian PU tahun ini mulai melakukan mikro zoning. Tujuannya untuk melihat jenis tanah di Jakarta dan menentukan zonasi gempa dan kerentanan bangunan.
Dia menambahkan, tentunya untuk perumahan di Pulau Jawa yang ongkos transportasinya relatif murah, pastinya akan sangat mendukung proyek pembangunan rumah murah yang menjadi program Kabinet Indonesia Bersatu jilid II.
Sementara itu, mengenai ketahanan bangunan terhadap gempa, dia menjelaskan, Kementerian PU tahun ini mulai melakukan mikro zoning. Tujuannya untuk melihat jenis tanah di Jakarta dan menentukan zonasi gempa dan kerentanan bangunan.
"Sejak 2002, Tim Penilai Konstruksi Bangunan juga melakukan pengawasan apakah bangunan tinggi telah menggunakan standar tata cara pembangunan tahan gempa," ujar Anita.
Di tempat yang sama, Managing Director Nippon Steel Corp, Junji Uchida, mengatakan, 60 persen gedung dan pabrik di Jepang menggunakan struktur baja. Sementara itu, 40 persen lainnya adalah campuran concrete dan baja.
Di tempat yang sama, Managing Director Nippon Steel Corp, Junji Uchida, mengatakan, 60 persen gedung dan pabrik di Jepang menggunakan struktur baja. Sementara itu, 40 persen lainnya adalah campuran concrete dan baja.
Untuk perumahan, produk fabrikasi diproduksi perusahaan maupun industri kecil. "Bangunan permukiman mulai beralih ke prefabrikasi karena lebih ringan dan mengurangi bahan baku," ujarnya. (art)
No comments:
Post a Comment