SELASA, 7 JUNI 2011, 13:35 WIB
Elin Yunita Kristanti
Padahal ancaman Bali bakal tenggelam lantaran perubahan iklim bukan isapan jempol belaka.
VIVAnews - Pemerintah Provinsi Bali hanya menganggarkan dana lingkungan sebesar 0,6 persen dari total APBD Bali yang berjumlah Rp1,9 triliun. Itu berarti tak lebih dari Rp2 miliar.
"Dana lingkungan hanya 0,6 persen dari total APBD Bali. Dana sebesar itu poinnya tidak begitu jelas. Tetapi lebih kepada pencegahan dan rehabilitasi," kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Ketut Kariyasa Adnyana, saat ditemui di Gedung DPRD Bali, Selasa 7 Juni 2011.
Kariyasa memaklumi dana untuk lingkungan hanya dianggarkan sebesar itu. Sebab, Bali memiliki beberapa prioritas seperti pendidikan dan kesehatan yang menjadi fokus perhatian provinsi yang terkenal dengan destinasi pariwisatanya itu. Hanya saja, sambungnya, Bali yang mengandalkan pariwisata tetap harus memerhatikan aspek lingkungan untuk menjaga kualitas pariwisatanya.
Semestinya, sambung Kariyasa, Pemerintah Provinsi Bali menganggarkan dana untuk lingkungan sebesar 5-10 persen dari total anggaran APBD Bali. "Jika ingin menyelamatkan lingkungan Bali, harus selamatkan pertanian. Sementara pertanian Bali juga semakin terdesak. Maka dibutuhkan keseriusan, misal (anggaran) lingkungan 10 persen, pertanian 20 persen yang diarahkan untuk dana jaminan pertanian dan dana pembinaan petani untuk petani yang memiliki lahan sempit," sarannya.
"Juga harus ada koordinasi yang ketat antara kabupaten dan provinsi terkait alih fungsi lahan. Tetapi, otonomi daerah menghambat koordinasi itu. Dengan telah dikeluarkannya ikon "Bali Clean and Green" kita desak di tahun 2012 (dana lingkungan) harus ditingkatkan," ujarnya.
Tak hanya mendesak agar dana lingkungan ditingkatkan, Kariyasa juga meminta agar masalah lingkungan yang timbul juga harus didata. Masalah itu, katanya, seperti sampah yang membludak dan paradigma masyarakat. "Harus didata satu persatu, dibuatkan program dan digelontor dana," imbuhnya.
"Dana lingkungan hanya 0,6 persen dari total APBD Bali. Dana sebesar itu poinnya tidak begitu jelas. Tetapi lebih kepada pencegahan dan rehabilitasi," kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Ketut Kariyasa Adnyana, saat ditemui di Gedung DPRD Bali, Selasa 7 Juni 2011.
Kariyasa memaklumi dana untuk lingkungan hanya dianggarkan sebesar itu. Sebab, Bali memiliki beberapa prioritas seperti pendidikan dan kesehatan yang menjadi fokus perhatian provinsi yang terkenal dengan destinasi pariwisatanya itu. Hanya saja, sambungnya, Bali yang mengandalkan pariwisata tetap harus memerhatikan aspek lingkungan untuk menjaga kualitas pariwisatanya.
Semestinya, sambung Kariyasa, Pemerintah Provinsi Bali menganggarkan dana untuk lingkungan sebesar 5-10 persen dari total anggaran APBD Bali. "Jika ingin menyelamatkan lingkungan Bali, harus selamatkan pertanian. Sementara pertanian Bali juga semakin terdesak. Maka dibutuhkan keseriusan, misal (anggaran) lingkungan 10 persen, pertanian 20 persen yang diarahkan untuk dana jaminan pertanian dan dana pembinaan petani untuk petani yang memiliki lahan sempit," sarannya.
"Juga harus ada koordinasi yang ketat antara kabupaten dan provinsi terkait alih fungsi lahan. Tetapi, otonomi daerah menghambat koordinasi itu. Dengan telah dikeluarkannya ikon "Bali Clean and Green" kita desak di tahun 2012 (dana lingkungan) harus ditingkatkan," ujarnya.
Tak hanya mendesak agar dana lingkungan ditingkatkan, Kariyasa juga meminta agar masalah lingkungan yang timbul juga harus didata. Masalah itu, katanya, seperti sampah yang membludak dan paradigma masyarakat. "Harus didata satu persatu, dibuatkan program dan digelontor dana," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Dewan daerah Walhi Bali, I Wayan Suardana mengatakan, minimnya alokasi anggaran untuk lingkungan merupakan bentuk ketidakberpihakan pemerintah terhadap lingkungan Bali.
Ribuan ikan mati di pantai kuta Bali (Wima Saraswati/VIVAnews)
Padahal, katanya, Bali yang menggantungkan hidupnya dari pariwisata seharusnya lebih banyak menganggarkan dana untuk sektor lingkungan hidup.
"Antara cara pandang dan kesadaran akan fakta lingkungan, berbanding terbalik dengan pengetahuan mereka dan politik anggarannya. Legislatif dan eksekutif tahu alih fungsi lahan dan abrasi di Bali sangat tinggi. Abrasi terjadi 3,7 kilometer pada pantai Bali pertahun dengan 140 titik, dengan bentangan pantai sepanjang 450 kilometer," kata pria yang akrab disapa Gendo ini.
Tak hanya itu, sambungnya, para pengambil kebijakan di Bali juga tahu jika terjadi pencemaran lingkungan yang begitu masif pada pantai di Bali. Semestinya, tambahnya, kebijakan progmatik Bali dengan ikon "Bali Clean and Green, dari sekian banyak fakta kerusakan lingkungan, berarti tak ada kemauan politik pemerintah.
Tak hanya itu, sambungnya, para pengambil kebijakan di Bali juga tahu jika terjadi pencemaran lingkungan yang begitu masif pada pantai di Bali. Semestinya, tambahnya, kebijakan progmatik Bali dengan ikon "Bali Clean and Green, dari sekian banyak fakta kerusakan lingkungan, berarti tak ada kemauan politik pemerintah.
"Pemerintah tak memiliki kemauan politik. Inilah ironinya. Saya juga yakin, dari dana yang kecil itu, karakter dan watak korupnya tidak berubah. Kemungkinan saja dana 0,6 persen tak semuanya dialokasikan untuk anggaran, melainkan hanya sebesar 0,3 persen, karena tetap ada belanja rutin meski alokasi danya untuk kepentingan publik," prediksinya.
Jika tak mengubah cara pandangnya, Gendo meyakini ancaman Bali bakal tenggelam lantaran perubahan iklim bukan isapan jempol belaka. Dikatakan, sejak tahun 2005 sudah diperkirakan oleh Menteri Lingkungan Hidup jika Bali akan defisit air sebanyak 27,6 miliar meter kubik pertahun pada 2015.
Jika tak mengubah cara pandangnya, Gendo meyakini ancaman Bali bakal tenggelam lantaran perubahan iklim bukan isapan jempol belaka. Dikatakan, sejak tahun 2005 sudah diperkirakan oleh Menteri Lingkungan Hidup jika Bali akan defisit air sebanyak 27,6 miliar meter kubik pertahun pada 2015.
"Ditambah dengan perubahan iklim, sangat logis jika Bali akan tenggelam. Daerah Kuta dan Sanur adalah yang paling pertama tenggelam pada tahun 2030 saat air laut naik setinggi 6 meter. Saat ini saja, air laut Bali sudah naik setinggi 7 centimeter," tutupnya. (umi)
Laporan Bobby Andalan| Bali
• VIVAnews
Laporan Bobby Andalan| Bali
No comments:
Post a Comment